Profil Desa Sipedang

Ketahui informasi secara rinci Desa Sipedang mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Sipedang

Tentang Kami

Jelajahi profil Desa Sipedang, Kecamatan Banjarmangu, Banjarnegara, pusat agrikultur Salak Pondoh dan inovasi wisata edukasi Pulas Garden. Temukan data geografis, kependudukan, potensi ekonomi, serta tantangan dan geliat pembangunan di desa dataran tinggi

  • Sentra Salak Pondoh

    Desa Sipedang merupakan salah satu penghasil utama Salak Pondoh di Banjarnegara, yang menjadi tulang punggung perekonomian mayoritas warganya, meskipun menghadapi tantangan fluktuasi harga.

  • Inovasi Pariwisata Edukatif

    Melalui Pulas Garden, Sipedang berhasil mengubah potensi lokal dan pemanfaatan limbah menjadi destinasi wisata edukasi yang berfokus pada tanaman obat dan spot foto kreatif.

  • Wilayah Dataran Tinggi dengan Tantangan Geografis

    Berada di ketinggian lebih dari 600 mdpl, desa ini memiliki kontur perbukitan yang subur namun juga menyimpan risiko bencana alam, seperti tanah longsor yang pernah terjadi.

Pasang Disini

Desa Sipedang, sebuah wilayah permai yang terletak di Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, menjelma sebagai representasi desa agraris yang dinamis. Berada di jalur perbukitan yang subur, desa ini tidak hanya menggantungkan hidup pada komoditas pertanian unggulan, yakni Salak Pondoh, tetapi juga terus berbenah melalui inovasi pariwisata dan pembangunan infrastruktur. Dengan latar belakang geografis yang khas dan tantangan yang menyertainya, Sipedang menampilkan potret sebuah desa yang tangguh dalam mengoptimalkan potensi dan menjawab tantangan zaman.

Profil ini mengupas secara mendalam berbagai aspek Desa Sipedang, dari letak geografis dan demografi, potensi ekonomi yang bertumpu pada salak, geliat pariwisata edukatif, hingga dinamika pemerintahan dan sosial kemasyarakatan. Informasi yang disajikan bersumber dari data resmi pemerintah, liputan media, serta penelitian yang relevan untuk memberikan gambaran yang objektif dan komprehensif.

Geografis dan Administratif

Desa Sipedang secara administratif merupakan satu dari 17 desa yang berada di wilayah Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara. Desa ini memiliki kode pos 53452. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam publikasi "Kecamatan Banjarmangu dalam Angka", Desa Sipedang terletak pada ketinggian rata-rata 606 meter di atas permukaan laut (mdpl). Ketinggian ini menempatkannya sebagai salah satu desa di dataran tinggi dengan kontur wilayah yang didominasi perbukitan, memberikan hawa sejuk dan pemandangan alam yang asri.

Luas wilayah Desa Sipedang tercatat seluas 433,97 hektare (Ha) atau sekitar 4,34 kilometer persegi. Penggunaan lahan di desa ini terbagi menjadi dua kategori utama. Lahan sawah mencakup area seluas 101,39 Ha, yang umumnya merupakan sawah tadah hujan mengingat topografinya. Sementara itu, porsi terbesar dari wilayah desa, yakni seluas 332,59 Ha, merupakan lahan kering atau tanah bukan sawah. Lahan kering inilah yang secara ekstensif dimanfaatkan oleh masyarakat untuk permukiman, pekarangan dan terutama perkebunan Salak Pondoh yang menjadi ikon desa.

Secara kewilayahan, Desa Sipedang berbatasan langsung dengan beberapa desa lain di sekitarnya. Di sebelah utara, desa ini berbatasan dengan desa lain di dalam Kecamatan Banjarmangu. Di sebelah selatan, wilayahnya bersebelahan dengan Desa Sijenggung. Sementara itu, batas desa lainnya bersinggungan dengan Desa Beji di Kecamatan Banjarmangu dan Desa Tlaga yang masuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Punggelan. Letak yang diapit oleh perbukitan ini turut memengaruhi aksesibilitas dan karakteristik sosial-ekonomi masyarakat setempat.

Demografi dan Kondisi Sosial

Berdasarkan data kependudukan yang dirilis melalui situs resmi Pemerintah Desa Sipedang per tahun 2024, jumlah penduduk desa ini mencapai 2.516 jiwa. Komposisi penduduknya relatif seimbang, terdiri dari 1.289 jiwa laki-laki dan 1.227 jiwa perempuan. Dengan luas wilayah 4,34 km², kepadatan penduduk Desa Sipedang diperkirakan mencapai sekitar 580 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang moderat untuk sebuah wilayah pedesaan dengan karakteristik permukiman yang cenderung menyebar mengikuti kontur lahan.

Mayoritas penduduk Desa Sipedang menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Perkebunan salak merupakan mata pencaharian utama yang menyerap sebagian besar tenaga kerja lokal, baik sebagai pemilik lahan, petani penggarap, maupun buruh tani. Selain pertanian, sebagian kecil penduduk lainnya bekerja di sektor informal, perdagangan, jasa, dan sebagai perantau di kota-kota besar.

Kehidupan sosial masyarakatnya berjalan harmonis dengan ditopang oleh lembaga-lembaga kemasyarakatan yang aktif, seperti Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Karang Taruna, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD), dan kelompok-kelompok tani. Situs resmi desa juga mencatat kegiatan rutin yang melibatkan partisipasi warga, salah satunya ialah Posyandu Integritas Layanan Primer (ILP). Program ini menunjukkan adanya perhatian pemerintah desa terhadap kesehatan masyarakat yang mencakup berbagai siklus kehidupan, mulai dari ibu hamil, balita, hingga remaja.

Namun di balik kesuburannya, kondisi geografis Desa Sipedang juga menyimpan kerawanan bencana. Pada awal tahun 2024, media KBR melaporkan terjadinya bencana tanah longsor jenis rayapan di wilayah ini. Pergerakan tanah yang lambat namun kontinu tersebut sempat menyebabkan kerusakan pada beberapa rumah warga dan memaksa puluhan keluarga untuk mengungsi. Peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya mitigasi bencana dan tata ruang yang adaptif di kawasan perbukitan yang rawan pergerakan tanah.

Potensi Ekonomi Utama: Salak Pondoh

Salak Pondoh (Salacca edulis) tidak dapat dipisahkan dari identitas ekonomi Desa Sipedang. Komoditas ini merupakan urat nadi perekonomian bagi ribuan warganya. Lahan tegalan dan pekarangan yang luas dioptimalkan untuk budidaya salak, menjadikan desa ini sebagai salah satu sentra produksi penting di Kabupaten Banjarnegara, yang notabene dikenal sebagai penghasil salak terbesar di Jawa Tengah. Studi yang dipublikasikan di ResearchGate mengenai potensi salak di Kecamatan Banjarmangu turut mengidentifikasi Desa Sipedang sebagai lokasi kunci pengembangan komoditas ini.

Aktivitas ekonomi turunan dari perkebunan salak juga berkembang, mulai dari proses panen yang melibatkan tenaga lokal, jasa angkut, hingga kehadiran para pengepul yang membeli hasil panen untuk didistribusikan ke pasar yang lebih luas. Selain dijual dalam bentuk buah segar, dokumen perencanaan Kecamatan Banjarmangu juga menyebutkan adanya industri kecil rumah tangga di Sipedang yang mengolah hasil pertanian, seperti keripik, jenang, dan makanan ringan lainnya, yang berpotensi menjadi produk oleh-oleh khas.

Meskipun menjadi andalan, para petani salak di Desa Sipedang tidak luput dari tantangan. Fluktuasi harga menjadi salah satu isu krusial. Pada pertengahan 2021, situs berita Derapjuang.id meliput keluhan petani akibat anjloknya harga jual Salak Pondoh. "Komoditas Salak Pondoh yang menjadi andalan petani di wilayahnya mengalami penurunan harga," ungkap Hermanto, seorang tokoh lokal saat itu. Ia menyoroti bahwa biaya panen, termasuk upah tenaga angkut dan transportasi ke pengepul, seringkali tidak sebanding dengan harga jual yang diterima petani, terutama di tengah situasi ekonomi yang sulit. Tantangan ini menegaskan perlunya intervensi, baik dalam bentuk tata niaga yang lebih adil, penguatan kelembagaan petani, maupun pengembangan industri pengolahan untuk meningkatkan nilai tambah produk.

Inovasi Pariwisata: Pesona Edukatif Pulas Garden

Di tengah dominasi sektor pertanian, Desa Sipedang menunjukkan visi pengembangan yang lebih luas dengan merambah sektor pariwisata. Inovasi ini terwujud melalui kehadiran "Pulas Garden", sebuah destinasi wisata rintisan yang memadukan keindahan alam, edukasi, dan kreativitas. Pulas merupakan akronim dari Punda Lestari Sipedang.

Diliput oleh berbagai media nasional seperti Detikcom dan Okezone pada akhir tahun 2020, Pulas Garden menawarkan konsep yang unik. Berdiri di atas lahan seluas kurang lebih satu hektare di tengah perbukitan, tempat ini menyuguhkan udara sejuk dan panorama alam yang memukau. Daya tarik utamanya bukan hanya pemandangan, tetapi juga nilai edukasi yang kuat. Pengelola secara khusus mengembangkan area taman yang ditanami beragam jenis tanaman obat keluarga (TOGA). Konsep ini dinilai sangat relevan, terutama untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan manfaat tanaman herbal.

Keunikan lain dari Pulas Garden ialah pemanfaatan material bekas dan limbah yang disulap menjadi berbagai ornamen dan spot swafoto yang kreatif dan estetis. "Di sini spot-spot buat selfienya itu kreatif, dari bambu dan limbah yang sudah enggak terpakai," ujar seorang pengunjung kepada media. Inisiatif ini tidak hanya mengurangi sampah tetapi juga menjadi bukti bahwa kreativitas mampu menciptakan nilai ekonomi dari barang yang dianggap tidak berguna.

Pengembangan Pulas Garden didasari oleh kesadaran untuk menciptakan sumber ekonomi alternatif bagi warga. Dalam sebuah pemberitaan Humas Provinsi Jawa Tengah pada akhir 2019, Pj Kepala Desa Sipedang saat itu, Mahud, menyatakan bahwa potensi wisata ini digarap untuk membantu mengentaskan kemiskinan. "Potensi bagus ini karena bisa membangun wisata. Artinya jiwa wisata yang ada ini kita dorong," katanya. Dengan tiket masuk yang terjangkau, Pulas Garden menjadi alternatif liburan keluarga yang menawarkan paket lengkap: rekreasi, edukasi, dan apresiasi terhadap alam serta kreativitas lokal.

Pemerintahan dan Pembangunan

Roda pemerintahan di Desa Sipedang berjalan di bawah koordinasi Pemerintah Desa yang terdiri dari Kepala Desa dan jajaran perangkatnya. Berdasarkan informasi dari situs resmi desa, lembaga ini secara aktif menjalankan program-program pembangunan dan pelayanan publik. Agenda seperti "Rapat Kerja Pemerintah Desa (RAKERJA PEMDES)" yang dilaksanakan pada awal Februari 2025 menunjukkan adanya perencanaan dan evaluasi program kerja secara berkala untuk memastikan efektivitas pembangunan.

Fokus pembangunan tidak hanya pada sektor fisik, tetapi juga pada peningkatan sumber daya manusia dan kesejahteraan sosial. Penyelenggaraan Posyandu ILP menjadi salah satu bukti komitmen pemerintah desa dalam memberikan layanan kesehatan terpadu bagi warganya. Di tingkat kelembagaan, desa ini didukung oleh organisasi seperti PKK, Karang Taruna, dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang berperan sebagai mitra pemerintah desa dalam menggerakkan partisipasi masyarakat.

Ke depan, Desa Sipedang memiliki sejumlah potensi sekaligus tantangan. Potensi utamanya tetap berada pada sektor pertanian salak dan pariwisata rintisan. Diversifikasi produk olahan salak dan penguatan merek lokal dapat menjadi strategi untuk mengatasi masalah anjloknya harga. Sementara itu, Pulas Garden memiliki peluang untuk terus dikembangkan sebagai ikon wisata edukasi Kecamatan Banjarmangu. Namun, tantangan terkait infrastruktur, aksesibilitas, dan mitigasi bencana alam tetap menjadi pekerjaan rumah yang harus ditangani secara serius melalui kolaborasi antara pemerintah desa, pemerintah daerah, dan partisipasi aktif masyarakat. Dengan modal sosial yang kuat dan potensi alam yang melimpah, Desa Sipedang optimis menatap masa depan yang lebih sejahtera dan berkelanjutan.